Soal Kolektor Timah Ilegal yang Arogan, Kapolres Bangka : Terimakasih infonya, kita cek..!!!
Caption : Lokasi tempat jual beli timah ilegal atas nama GIARTO
SURATKABARBERITA ONLINE - BELINYU, Kegiatan jual beli dan penampungan pasir bijih timah oleh kolektor timah yang bernama Giarto warga Desa Lubuk Lesung, Kecamatan Belinyu, mengundang banyak perhatian baik dari para penambang - penambang ilegal, maupun dari rekan - rekan sesama kolektor di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Jumat ( 15/3/2024 )
Pasalnya, Giarto dalam menjalankan bisnis usaha jual beli timah ilegal ini terkesan sangat berani dalam spekulasi harga dipasaran. Tak tanggung tanggung, Giarto memberikan harga beli jauh lebih tinggi, dibanding harga pasaran yang menjadi patokan harga para kolektor di Kecamatan Belinyu.
Kolektor berdarah Jawa itu berani membeli pasir bijih timah kepada para penambang seharga Rp.113.000.- sementara kolektor lainya di Kecamatan Belinyu hanya membeli dikisaran harga Rp.105.000.- s/d Rp.108.000.- Selisih harga yang sangat signifikan ini membuat para penambang timah berduyun - duyun menjual hasil tambangnya kepada Giarto.
Keberadaan Giarto dalam dunia usaha jual beli timah bisa dikatakan masih baru seumur jagung, namun keberanianya dalam memasang harga yang jauh lebih tinggi diatas para kolektor kolektor yang ada diseputar Belinyu, banyak pihak dan para kolektor lainnya bertanya - tanya, siapa boss besar dibelakang Giarto, sehingga berani membeli dengan selisih harga 5 s/d 8 ribu dibanding dengan harga kolektor lainya.
Bahkan ada sebagiaan para pembeli timah beranggapan bahwa Giarto telah merusak harga pasaran timah dengan tujuan untuk memonopoli hasil tambang di seputar Kecamatan Belinyu.
"Gila ini bukan candaan lagi, dengan harga yang tinggi segitu relasi kita banyak yang lari dan menjual ke dia,'' kata K pembeli timah setempat.
Hal senada juga disampaikan oleh pembeli timah lainya sebut saja Sar, yang mengatakan bahwa tujuan Giarto hanya mengacau harga timah, dan ingin menarik pelanggan kolektor lainya.
"Ini persaingan yang tidak sehat, terlalu jauh selisih harganya dan baru kali ini terjadi disini, dan keluhan ini sudah dari mana mana, kita sama sama cari makan." ucap Sar kesal
Giarto Terkesan Tak Ambil Pusing dengan Rekan Sesama Pembeli Timah
Banyaknya keluhan dan persepsi negatif dari para pembeli-pembeli timah setempat, jejaring media ini berupaya menghubungi Giarto guna meminta penjelasan terkait kegiatannya dalam jual beli pasir bijih timah ilegal dengan memasang harga yang jauh lebih tinggi sehingga terkesan adanya niat dan tujuan untuk memonopoli hasil tambang timah yang ada di wilayah itu, namun sampai berita tayang Giarto tidak membalas permintaan konfirmasi media.
Siapa Pemodal Besar di Belakang Giarto..?
Lantas siapa BigBoss dibelakang Giarto, ditengah sulitnya situasi dan kondisi pertimahan saat ini, harga timah murah, tidak adanya pembeli dari pihak Smelter, bahkan isu yang berkembang belakangan ini adanya keterlibatan salah satu pengusaha Smelter Sungai Liat yang bergabung dengan para kolektor di Kecamatan Parittiga telah berhasil meloloskan timah sebanyak 130 ton dengan mulus tanpa halangan dan rintangan dari Aparat Penegakan Hukum setempat.
Selanjutnya jejaring media ini berupaya untuk meminta konfirmasi kepada pihak Polsek Kecamatan Belinyu atas informasi adanya salah satu kolektor yang diduga telah membuat suasana wilayah itu menjadi kurang kondusif, namun sampai saat ini Kapolsek Belinyu belum memberikan jawaban.
Sementara itu, Kapolres Bangka AKBP Toni Sarjaka saat jejaring media ini mengonfirmasi terkait adanya kegiatan jual beli dan penampungan pasir bijih timah di Desa Lubuk Lesung dengan pelaku bernama Giarto yang diduga dengan sengaja memasang harga beli yang jauh lebih tinggi dari pembeli timah lainnya, Kapolres Bangka menyampaikan terimakasih atas informasi yang diterimanya, dan akan melakukan pengecekan. ( Tim IK)
Belum ada Komentar untuk "Soal Kolektor Timah Ilegal yang Arogan, Kapolres Bangka : Terimakasih infonya, kita cek..!!!"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.